Bersama Tia 'AFI' bersiap menaiki Air Born dari Bandara Tanjung Bara, Sangatta, menuju Balikpapan

Perjalanan Vivid Argarini ke Sangatta, ibukota Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur beberapa pekan lalu, menyimpan banyak cerita seru. Salah satunya, pengalaman naik pesawat baling-baling Air Born dari Sangatta ke Balikpapan.



Untuk kembali ke Jakarta usai menjadi pembicara di acara yang digelar PT PAMA (link), Vivid menempuh jalan udara Sangatta - Balikpapan, kemudian Balikpapan - Jakarta. Air Born berangkat dari Tanjung Bara, sebuah bandara di Desa Singa Gembara, Sangatta Utara. Bandara ini adalah milik PT Kaltim Prima Coal, perusahaan pertambangan batubara yang mempunyai beberapa anak perusahaan, salah satunya PT PAMA.

Ditimbang dulu bersama barang bawaan di timbangan raksasa

Karena Air Born merupakan pesawat kecil, tak hanya berat koper penumpang yang harus ditimbang. Namun sebelum naik pesawat, tiap penumpang harus timbang berat badan dulu bersama koper dan semua barang bawaan. Petugas perlu memastikan bobot penumpang dan semua barang.

Dari Sangatta ke Balikpapan dengan Air Born membutuhan waktu kurang dari 60 menit. Ini menjadi pengalaman pertama buat Vivid. Merasakan sensasi luar  biasa dapat terbang rendah, dengan kenikmatan pemandangan alam yang indah.

 

View dari Air Born. Sensasi terbang rendah dengan pemandangan indah

Tiba di Bandara Sepinggan, Balikpapan, Vivid sempat menikmati bandara baru ini dulu sebelum kembali ke Jakarta. Sepinggan tergolong bersih dan tertata. Mulai Maret lalu, Sepinggan memang telah dipoles menjadi modern dan cantik, hingga disebut-sebut tak kalah nyaman dari Changi Singapura. Bangunan banyak didominasi dinding kaca sehingga hemat energi. Namun tetap teduh dengan banyak tanaman hijau di dalam. Sayangnya, belum disediakan fasilitas charging corner untuk mengisi ulang baterai gadget kita. Stop kontak juga tidak banyak tersedia di boarding room.

 

Bandara Sepinggan Balikpapan cantik,, bersih, tertata