Motivator Pemuda, Vivid F. Argarini belum lama ini memberi pelatihan di Sanggar Ananda, sekolah kesenian untuk anak dan remaja pimpinan penulis skenario ternama, Aditya Gumay. "Amazing class, promising participants," tulis Vivid di akun Instagramnya, usai kelas yang diadakan di Gedung PPHUI (Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail), Kuningan, Jakarta ini. Sejak berdiri pada 1989, Sanggar Ananda konsisten sebagai edutainment course bidang akting, dance, presenter dan modeling. Sanggar ini aktif mengisi berbagai event, program tv, iklan, film, dan lainnya dengan masterpiece-nya, Lenong Bocah.
Workshop bertema "I am The Master" mengajak murid-murid untuk percaya diri, memiliki attitude yang baik, serta berdaya juang tinggi. Di era sekarang pengetahuan dapat diperoleh dari beragam medium. Tak sedikit remaja yang cerdas seiring zaman yang semakin modern. Namun attitude perlu ditanamkan betul. Dari hal yang kecil, misalnya Vivid menekankan bahwa kita harus terbiasa mengantri dengan benar. Misalnya di toilet, mengantri yang benar adalah single snake atau sistem antrian lewat satu jalur saja. Kerap kita dapati orang-orang mengantri di depan bilik sehingga muncul lebih dari satu jalur, yang menjadikan tidak adil bagi yang sudah datang lebih dulu. Ayo mulai dari diri sendiri.
Berikut ini cerita dari dua orang murid tentang pelatihan ini serta kesan pertamanya bertemu Vivid. Zara Walter : Awalnya aku kira Kak Vivid itu kayak motivator-motivator lainnya. Soalnya selama ini aku ketemu motivator itu always like kayak ke ibu-ibu an dan ke bapak-bapak an. And then we met... Ternyata beda banget. Aku kira motivasinya tuh bakal ngebosenin abis, dan ternyata nggak sama sekali. Bahkan aku nggak ngerasa lagi ketemu seorang Motivator. Aku ngerasa kayak lagi sharing sama sahabat... (Bahkan aku sampe senyum-senyum terus :D ) Karena apa yang Kak Vivid sampaikan itu true story of teenager. Singkat cerita, aku salut banget sama Kak Vivid yang bisa kasih motivasi buat teenagers 'sengklek' kayak anak-anak di Sanggar Ananda... Lesson 1: How To KNOW PEOPLE Dari pelajaran mengenal Orang ini aku jadi tau bahwa kita kalau ketemu orang harus menatap mereka dari matanya. Because eyes say all the truth. Di saat kita bersalaman dengan orang lain kita harus menggenggam tangannya. Menandakan percaya diri kita. And don't forget to smile because a smile brings a very positive energy to every single person we meet. Mindset. We have to set our mindset, kalau kita dari awal udah bilang bahwa orang ini akan 'suka' sama kita, orang itu akan suka sama kita. Sebaliknya, kalau dari awal kita mengatur mindset kita bahwa orang itu nggak akan suka sama kita ya hasilnya orang itu tidak akan suka sama kita. Problem. Kata Kak Vivid, "As long as we live, we have problems. But change our mindset to see problems become our challenges. Problem bisa jadi hambatan, tapi lihat hambatan ini menjadi tantangan. For who? For ourself." Dari situ pula aku belajar bahwa, Oh iya ya, selama ini aku nggak punya Problem. Tapi Aku punya Challenge. Dan yang terakhir adalah, selalu introspeksi diri kita sendiri, apa kelebihan dan kekurangan kita.
Lesson 2 : ATTITUDE For me, attitude is always number 1. Mama selalu bilang bahwa semua itu based on attitude. Dari pelajaran ini aku belajar bahwa kita harus memperhatikan tutur bicara kita, bahkan sampai mengantri di toilet pun ada caranya. Kita harus selalu sopan saat bicara sama orang lain. Dari cara kita berjalan, cara kita dress up ke salah satu acara, apakah itu terlalu casual atau mungkin berlebihan. I want to tell a little story of mine. Jadi waktu hari Minggu kemarin aku ikut ke Junglefest Bogor karena ada acara. Singkat cerita aku pulang ikut bis sanggar juga. Di perjalanan aku kebelet buang air kecil dan rest area-nya udah kelewatan. Sesampainya di sanggar aku langsung ke toilet dong... Dan parahnya, aku ngantri nya di lorong toilet. Sesudah keluar dari toilet aku baru sadar dan aku bilang sama Mama, "Yah Ma, lupa kan, kata Kak Vivid kan harusnya ngantri nya di pintu, bukan di Lorong." Sampai itu pun akhirnya aku ingat ingat terus, maaf ya Kak waktu itu diriku lupa akan hal itu :D
Lesson 3: BELIEVE in your DREAM! This one is my favorite. Mama juga dari kecil sudah mengajarkan bahwa kita harus Percaya bahwa Mimpi itu akan Jadi Kenyataan. Sedikit cerita lagi nggak papa ya :D . Aku itu ngefans banget sama salah satu Band asal Inggris-Irlandia, One Direction. Aku punya mimpi bahwa di saat aku berumur 17 tahun, at least paling telat banget umur 19 tahun aku ada di red carpet sama One Direction dan artis-artis lainnya. (Ini nulisnya deg-deg an loh Kak :'D). Ini sebenernya sedikit gila, tapi aku punya mimpi bahwa tahun 2022 aku nikah sama personel One Direction, Niall Horan dan Happily Ever After (Duh Disney banget ya?? :D ) Dan ketika temen-temen sanggar tanya, "Zar, lo udah punya pacar ya?" Aku dengan santainya jawab " Iya:)" "Siapa Zar?" Dan aku jawab, "Niall Horan, hahahaha" dan dia jawab "Yailah gue serius Zar." Ada juga yang bilang "Mimpi lu kebangetan.?" "Nggak mungkin lo ketemu Niall." Dan sebagainya. Tapi aku bilang ke mereka "Kalau orang lain bisa ketemu sama One Direction, kenapa aku nggak?" Tapi di situ kadang aku mikir juga. Apa bener ya kebangetan? Tapi di saat I lose my Spirit for dreaming about Niall, kak Adit call Kak Vivid. And you talk about dreams. That we have to believe in our own dreams. For me, Impossible is Possible. Dan akhirnya aku memutuskan bahwa aku akan ketemu mereka. Toh mereka juga dulunya bukan siapa-siapa kan... Mereka hanya lima orang yang audisi X-Factor di tahun 2010 secara personal dan nggak sengaja ditemukan oleh Simon Cowell dan terbentuklah One Direction. Dan karena Kak Vivid lah aku jadi percaya lagi bahwa aku bisa membuat Mimpiku jadi kenyataan. It was an Honour to meet you last week. I hope that we can meet again. Aku minta maaf kalau kesan kesannya terlalu panjang dan lebih banyak ceritanya, I hope you enjoy my Story. XOXO-Zara
Netha Hutagaol: Saya senang dengan cara Kak Vivid bercerita, friendly, fun, menarik... Dalam waktu yang lumayan singkat, Kak Vivid menambah wawasan saya di dunia entertainment. Berharap masih bisa ketemu Kak Vivid lagi. Tapi ada satu hal yang mau saya ungkapkan waktu itu, tentang budaya mengantri di toilet. Kakak bilang bahwa kita harus mengantri di depan pintu, bukan di depan bilik. Waktu itu saya mengangkat tangan pada antrian depan bilik, hehhe... Sebenarnya kalau aku selalu menyesuaikan, Kak... karena terkadang antrian yang sudah ada di toilet tidak selalu di depan pintu. Cukup sering saya menemukan antrian di depan masing-masing bilik. Tapi yang jelas saya selalu ngantri, Kak... tidak menerobos antrian. Terima kasih banyak, Kak Vivid. I'm so happy to know you...
Workshop bertema "I am The Master" mengajak murid-murid untuk percaya diri, memiliki attitude yang baik, serta berdaya juang tinggi. Di era sekarang pengetahuan dapat diperoleh dari beragam medium. Tak sedikit remaja yang cerdas seiring zaman yang semakin modern. Namun attitude perlu ditanamkan betul. Dari hal yang kecil, misalnya Vivid menekankan bahwa kita harus terbiasa mengantri dengan benar. Misalnya di toilet, mengantri yang benar adalah single snake atau sistem antrian lewat satu jalur saja. Kerap kita dapati orang-orang mengantri di depan bilik sehingga muncul lebih dari satu jalur, yang menjadikan tidak adil bagi yang sudah datang lebih dulu. Ayo mulai dari diri sendiri.
Berikut ini cerita dari dua orang murid tentang pelatihan ini serta kesan pertamanya bertemu Vivid. Zara Walter : Awalnya aku kira Kak Vivid itu kayak motivator-motivator lainnya. Soalnya selama ini aku ketemu motivator itu always like kayak ke ibu-ibu an dan ke bapak-bapak an. And then we met... Ternyata beda banget. Aku kira motivasinya tuh bakal ngebosenin abis, dan ternyata nggak sama sekali. Bahkan aku nggak ngerasa lagi ketemu seorang Motivator. Aku ngerasa kayak lagi sharing sama sahabat... (Bahkan aku sampe senyum-senyum terus :D ) Karena apa yang Kak Vivid sampaikan itu true story of teenager. Singkat cerita, aku salut banget sama Kak Vivid yang bisa kasih motivasi buat teenagers 'sengklek' kayak anak-anak di Sanggar Ananda... Lesson 1: How To KNOW PEOPLE Dari pelajaran mengenal Orang ini aku jadi tau bahwa kita kalau ketemu orang harus menatap mereka dari matanya. Because eyes say all the truth. Di saat kita bersalaman dengan orang lain kita harus menggenggam tangannya. Menandakan percaya diri kita. And don't forget to smile because a smile brings a very positive energy to every single person we meet. Mindset. We have to set our mindset, kalau kita dari awal udah bilang bahwa orang ini akan 'suka' sama kita, orang itu akan suka sama kita. Sebaliknya, kalau dari awal kita mengatur mindset kita bahwa orang itu nggak akan suka sama kita ya hasilnya orang itu tidak akan suka sama kita. Problem. Kata Kak Vivid, "As long as we live, we have problems. But change our mindset to see problems become our challenges. Problem bisa jadi hambatan, tapi lihat hambatan ini menjadi tantangan. For who? For ourself." Dari situ pula aku belajar bahwa, Oh iya ya, selama ini aku nggak punya Problem. Tapi Aku punya Challenge. Dan yang terakhir adalah, selalu introspeksi diri kita sendiri, apa kelebihan dan kekurangan kita.
Lesson 2 : ATTITUDE For me, attitude is always number 1. Mama selalu bilang bahwa semua itu based on attitude. Dari pelajaran ini aku belajar bahwa kita harus memperhatikan tutur bicara kita, bahkan sampai mengantri di toilet pun ada caranya. Kita harus selalu sopan saat bicara sama orang lain. Dari cara kita berjalan, cara kita dress up ke salah satu acara, apakah itu terlalu casual atau mungkin berlebihan. I want to tell a little story of mine. Jadi waktu hari Minggu kemarin aku ikut ke Junglefest Bogor karena ada acara. Singkat cerita aku pulang ikut bis sanggar juga. Di perjalanan aku kebelet buang air kecil dan rest area-nya udah kelewatan. Sesampainya di sanggar aku langsung ke toilet dong... Dan parahnya, aku ngantri nya di lorong toilet. Sesudah keluar dari toilet aku baru sadar dan aku bilang sama Mama, "Yah Ma, lupa kan, kata Kak Vivid kan harusnya ngantri nya di pintu, bukan di Lorong." Sampai itu pun akhirnya aku ingat ingat terus, maaf ya Kak waktu itu diriku lupa akan hal itu :D
Lesson 3: BELIEVE in your DREAM! This one is my favorite. Mama juga dari kecil sudah mengajarkan bahwa kita harus Percaya bahwa Mimpi itu akan Jadi Kenyataan. Sedikit cerita lagi nggak papa ya :D . Aku itu ngefans banget sama salah satu Band asal Inggris-Irlandia, One Direction. Aku punya mimpi bahwa di saat aku berumur 17 tahun, at least paling telat banget umur 19 tahun aku ada di red carpet sama One Direction dan artis-artis lainnya. (Ini nulisnya deg-deg an loh Kak :'D). Ini sebenernya sedikit gila, tapi aku punya mimpi bahwa tahun 2022 aku nikah sama personel One Direction, Niall Horan dan Happily Ever After (Duh Disney banget ya?? :D ) Dan ketika temen-temen sanggar tanya, "Zar, lo udah punya pacar ya?" Aku dengan santainya jawab " Iya:)" "Siapa Zar?" Dan aku jawab, "Niall Horan, hahahaha" dan dia jawab "Yailah gue serius Zar." Ada juga yang bilang "Mimpi lu kebangetan.?" "Nggak mungkin lo ketemu Niall." Dan sebagainya. Tapi aku bilang ke mereka "Kalau orang lain bisa ketemu sama One Direction, kenapa aku nggak?" Tapi di situ kadang aku mikir juga. Apa bener ya kebangetan? Tapi di saat I lose my Spirit for dreaming about Niall, kak Adit call Kak Vivid. And you talk about dreams. That we have to believe in our own dreams. For me, Impossible is Possible. Dan akhirnya aku memutuskan bahwa aku akan ketemu mereka. Toh mereka juga dulunya bukan siapa-siapa kan... Mereka hanya lima orang yang audisi X-Factor di tahun 2010 secara personal dan nggak sengaja ditemukan oleh Simon Cowell dan terbentuklah One Direction. Dan karena Kak Vivid lah aku jadi percaya lagi bahwa aku bisa membuat Mimpiku jadi kenyataan. It was an Honour to meet you last week. I hope that we can meet again. Aku minta maaf kalau kesan kesannya terlalu panjang dan lebih banyak ceritanya, I hope you enjoy my Story. XOXO-Zara
Netha Hutagaol: Saya senang dengan cara Kak Vivid bercerita, friendly, fun, menarik... Dalam waktu yang lumayan singkat, Kak Vivid menambah wawasan saya di dunia entertainment. Berharap masih bisa ketemu Kak Vivid lagi. Tapi ada satu hal yang mau saya ungkapkan waktu itu, tentang budaya mengantri di toilet. Kakak bilang bahwa kita harus mengantri di depan pintu, bukan di depan bilik. Waktu itu saya mengangkat tangan pada antrian depan bilik, hehhe... Sebenarnya kalau aku selalu menyesuaikan, Kak... karena terkadang antrian yang sudah ada di toilet tidak selalu di depan pintu. Cukup sering saya menemukan antrian di depan masing-masing bilik. Tapi yang jelas saya selalu ngantri, Kak... tidak menerobos antrian. Terima kasih banyak, Kak Vivid. I'm so happy to know you...
- 11:10 PM
- 2 Comments