Foto-foto : kusWondo

"Handphone saja inginnya kita upgrade. Nggak ada yang mau di-downgrade. Nah, diri kita sendiri juga perlu selalu di-upgrade dong. Self upgrading penting agar kita dapat bersaing."


Self upgrading ditekankan Motivator Pemuda, Vivid F. Argarini, saat menjadi pembicara dalam karantina Pemilihan Duta Wisata Indonesia 2015 tingkat nasional, yang digelar 9-14 Desember lalu di Jakarta. Dalam sesinya di Hotel Santika, ia memberi pembekalan kepada 22 pasang finalis yang merupakan Duta Wisata di masing-masing provinsi mereka.


Vivid mengajak para pemuda untuk memahami diri mereka sendiri. Apa sih kelebihan dan kekurangan diri, baik fisik maupun non fisik. Kemudian, penting bagi kita untuk selalu menambah skill, pengetahuan, serta memiliki attitude yang baik. Tanpa itu semua, pemuda akan tergilas perkembangan zaman dan tak mampu bersaing dengan jutaan pemuda lainnya. "Karena life is ascending. Maka kita harus selalu melakukan self upgrading," tegas Vivid yang tengah menyelesaikan studi doktoralnya di Universitas Negeri Jakarta ini.

Selain itu, yang juga penting adalah memiliki adversity quotient (AQ) yang tinggi. AQ adalah ukuran ketahanmalangan, atau kecerdasan menghadapi kesulitan. Seseorang dengan AQ tinggi berarti memiliki daya juang tinggi. "Ketika mendapat kesulitan atau bahkan gagal, ia mampu bangkit kembali. Tidak pantang menyerah," tutur lulusan University of Wisconsin-Whitewater, Amerika Serikat ini.

Tentang daya juang ini kerap luput diingatkan dan diajarkan dalam pendidikan di sekolah.
Duta Wisata Indoensia tingkat nasional rutin digelar tiap tahun oleh Asosiasi Duta Wisata Indonesia (Adwindo), dan kali ini adalah yang ke sepuluh. Pada tahun-tahun sebelumnya, Vivid juga telah rutin memberi pembekalan ketika mereka mengunjungi kantor Majalah Aneka Yess!, di mana ia menjabat CEO. Dengan panggung grand final di Gedung Kesenian Jakarta pada 13 Desember, perhelatan ini menobatkan Raka Cahya dan Raki Wardina sebagai Duta Wisata Indonesia 2015.

Media and Communication Expert, Vivid Fitri Argarini pekan lalu mendatangi COIN Forum 2015, sebuah acara diskusi yang digelar PPM Manajemen. COIN (Collaboration and Innovation) Forum rutin diadakan sebagai wadah berbagi tentang hasil dan praktik inovasi terkini di Indonesia. Tema kali ini adalah "Surviving Tough Times with Innovation". Hadir tiga narasumber yakni National Research Council, Dr. Arnold Sutrisnanto; Corporate Secretary PT Biofarma (Persero), M. Rahmat Rustan; dan Head of Research Center PPM Manajemen, Widyarso Roswinanto. Diskusi tentang iklim inovasi dan kolaborasi dunia bisnis ini bisa diikuti gratis oleh siapa saja. Bagi Vivid, mendatangi forum semacam ini menjadi salah satu cara feeding brain, sehingga secara rutin kita mendapat asupan wawasan baru. Yakin deh, dengan selalu memberi 'makan' otak, kita akan dapat berpikir kreatif dalam apapun bidang yang sedang kita tekuni. COIN Forum diprakarsai Center for Innovation and Collaboration (CIC), sebuah Pusat Kajian milik PPM Manajemen. Dari diskusi rutin ini, diharapkan pelaku bisnis di Indonesia semakin inovatif. PPM Manajemen sendiri merupakan lembaga yang selama puluhan tahun telah menjadi mitra bagi para manajer dan calon manajer, dalam berbagi pengalaman di bidang pembelajaran teori dan praktik manajemen. Yayasan PPM juga memiliki Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan usaha penerbitan buku manajemen.

"Berkat Ibu (Vivid) saya jadi terdorong lagi untuk kembali ke perpustakaan, setelah 16 tahun tidak pernah mampir," tulis Stephen OH Siregar, mahasiswa KALBIS Intitute tentang kelas dengan dosen Vivid Fitri Argarini yang mengajak library tour. Belajar dapat begitu menyenangkan dengan plesir ke perpus. Maka jangan heran kalau kelas Vivid di program Pasca Sarjana Magister Manajemen KALBIS Institute kerap diisi dengan berkunjung ke perpustakaan. Yes, kuliahnya 'pindah' lokasi! Beberapa perpus yang sudah ia 'serbu' bareng mahasiswanya antara lain Perpustakaan Freedom Institute di Jalan Proklamasi, Menteng, dan Perpustakaan Nasional RI di Jalan Salemba Raya. "Kecintaan saya akan buku seperti disegarkan lagi. Terima kasih banyak Bu untuk bimbingan dan inspirasinya selama ini," lanjut Stephen yang merupakan Director Jakarta Area Dale Carnegie Indonesia, lembaga pelatihan untuk pelaku bisnis yang berpusat di New York. Kesan senada diungkapkan mahasiswa lainnya, Heny Sahara. "Salah satu yang menyenangkan dari kelas Bu Vivid adalah field tripnya! Mengunjungi beberapa perpustakaan bagus untuk hunting buku-buku bagus, atau melihat dari dekat para wirausaha-wirausaha muda dalam menekuni usahanya, rasanya sayang kalau dilewatkan. Hal ini juga yang membuat kami satu sama lain menjadi lebih dekat," tulis Heny tentang kelas Vivid yang mengajar mata kuliah Strategic Decision Making. Field trip gaya Vivid memang tak hanya library tour. Pernah juga lho mahasiswa diajak explore lokasi dunia usaha, salah satunya ke Pasar Santa di Jakarta Selatan. "Saat ke Pasar Santa ini kami dapat pencerahan bahwa untuk memulai suatu usaha selain kerja keras juga butuh kreatifitas tinggi. Memulai apa yang belum dimulai oleh orang lain dan membuat apa yang belum pernah ada sebelumnya," tulis mahasiswa lainnya, Lenny Djojopranoto, berkomentar tentang kelas Vivid. Lenny juga terkesan dengan kunjungan ke perpus. "Hal lain yang didapat dari Ibu Vivid adalah bahwa rajin membaca dapat membuka wawasan baru. Kami diajak library visit ke beberapa perpustakaan di Jakarta seperti Perpustakaan Nasional, Perpustakaan Freedom dan beberapa lagi. Merupakan hal baru bagi kami belajar langsung ke lapangan," tulisnya. "Begitu kelas berakhir, ada rasa kangeen untuk kembali mengulang mata kuliah ini lagi," imbuh Heny. Vivid yang juga seorang motivator ini meyakini, bahwa learning should be fun, yet meaningful. "Boleh juga UTS (ujian tengah semester) dikerjakan di perpustakaan umum yang nyaman untuk berganti suasana. Tetap fokus dan tepat waktu sambil dapat berdiskusi seru," celotehnya di akun Instagram @vividfitriargarini Ia mewajibkan semua mahasiswanya untuk terdaftar sebagai anggota di minimal dua perpus, selain perpus kampus. "Terima kasih buat pembelajaran yang sangat berharga dari Ibu ke saya selama ini," tulis Agus Setyawan, mahasiswa Vivid yang merupakan salah seorang petinggi di PT. Bintang Toedjo, anak perusahaan Kalbe Farma yang memproduksi minuman bernergi Extra Joss.

Foto-foto : kusWondo

Cukup banyak pembicara publik dan motivator di Indonesia, namun apa yang membuat Vivid Fitri Argarini yang juga seorang dosen ini berbeda? Ia sangat ekspresif dan penuh semangat! Dalam tulisan mahasiswanya, Yudhi Hertanto di blog Kompasiana, Vivid diceritakan nampak tidak pernah surut dalam lelah, bahkan terlihat bersemangat dalam mengedukasi. "Karena sejujurnya baru kali ini saya merasakan ruang kuliah S2 di atas pukul 17.00 bahkan hingga 18.00. Biasanya 15.30 adalah limit maksimal, BRAVO!!!. Enjoy and happy, karena spirit positif itu memang ibarat virus yang menular, jadi manakala pengajar tetap teguh dalam memancarkan energi positif, maka sinyal tersebut tertangkap kuat sebagai energi untuk dapat menerima proses pembelajaran secara lebih baik, bebas rasa kecemasan," tulis Yudhi yang merupakan mahasiswa Vivid di program Pasca Sarjana - Magister Manajemen di KALBIS Institute.
Kepada remaja dan pemuda, Vivid tak hanya menularkan semangat, tapi juga selalu mengajak untuk think big. Hal ini pernah diungkapkan Joram Joseph, murid Pelita International School, Penang, Malaysia, ketika mengikuti Global Youth Summit 2014 di Singapura di mana Vivid menjadi salah satu pembicara, satu-satunya dari Indonesia. Pada summit yang diikuti ratusan pemuda dari 13 negara itu, Vivid bicara sebagai media and communication expert. "Ms. Vivid implanted and showed us at the talk at Global Youth Summit that we need to think big; bigger that ever before. She gave us a broader sight on how the modern world should be seen," tulis Joram. Pada summit itu pula, Vivid disebut sebagai truly engage speaker karena berhasil membuat sesinya berjalan interaktif dan melibatkan partispasi peserta. "We felt that Ms. Vivid's talk was one of the best and truly engage," tulis Ms. Frieda Loh dari Hemispheres Foundation, penyelenggara Global Youth Summit.
Sehari-hari Vivid selalu ekspresif dan hangat pada siapa saja. Dalam tiap kelas dan pelatihannya, ia engage dengan audiens sehingga sesinya berlangsung cair. Hal ini juga dirasakan Dicky Prasanto, mahasiswa MM KALBIS Institute. "Kelas Bu Vivid bisa dikatakan salah satu yang terbaik yang pernah kami ikuti di program MM KALBIS. Kami dipancing mengeluarkan ide-ide kami, tidak hanya satu arah saja. Tidak ada kesan dosen selalu benar, mahasiswa salah, atau dosen paling pintar dan mahasiswa yang bodoh seperti yang diterapkan beberapa dosen. Yang paling luar biasa adalah keterikatan antara dosen dan mahasiswa. Keterlibatan Bu Vivid dalam diskusi di dalam maupun di luar kelas bahkan masih jadi bahan perbincangan di (grup) WA kami," tulis Dicky tentang kesannya pada Vivid. Dicky merupakan National Sales Manager PT Bernadi Utama, perusahaan yang memproduksi pemanas air ternama, Solahart.
Vivid sendiri pernah berujar, dirinya ingin dikenang sebagai orang yang selalu menularkan semangat. Ia meyakini semua orang itu pintar dan mampu, namun kuncinya ada pada ketekunan dalam memiliki semangat dalam diri. "Belum tentu semua punya (semangat). Andaikan punya, seberapa tekun punyanya. Maka persisten adalah kuncinya," tegas Vivid. Foto : kusWondo

Foto : kusWondo

"90 menit bersama Ibu Vivid adalah waktu yang berharga bagi kami semua mahasiswa Magister Manajemen, untuk bisa bertemu langsung dan belajar bersama," tulis Ongky tentang kesannya terhadap Vivid Fitri Argarini, Media and Communication Expert yang juga dosen KALBIS Institute.

Foto : kusWondo

Vivid menjadi pengajar Pasca Sarjana program studi Magister Management - Strategic Management, di kampus milik perusahaan farmasi KALBE ini. Lulusan University of Wisconsin - Whitewater, Amerika Serikat ini mengampu mata kuliah Strategic Decision Making, dan sempat pula mengajar mata kuliah Integrated Marketing Communication.

Foto : Vivid

Dalam tiap kelasnya, Vivid berbagi ilmu dan pengalaman puluhan tahun sebagai praktisi di bidang komunikasi dan dunia usaha. Kandidat Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta ini sebelumnya adalah President Director Majalah Aneka Yess!, pernah pula menjadi Direktur Operasional di Lembaga Bahasa Inggris Technokids Indonesia, serta Public Affairs Officer for Singapore Embassy di Jakarta.

Foto : Vivid

Sebagai dosen di KALBIS Institute yang berlokasi di Jalan Pulomas ini, Vivid telah mengajar sejak Mei 2014. Mahasiswanya sudah lima angkatan dengan profil yang beragam. Mulai dari staf multinational companies, brand manager, kepala cabang perusahaan lokal dan internasional terkemuka, hingga direktur perusahaan farmasi, consumer goods, sampai penerbitan.

Foto : Vivid

"Cara penyampaian materinya sangat enak. Ibu membawakan materi dengan penuh wawasan luas sehingga menambah wawasan baru untuk saya," tulis mahasiswa lainnya, Erlangga Dwi Prasetya, tentang kelas Vivid.

Foto : Vivid

Namun tak hanya wawasan, sebab yang juga penting adalah berbagi semangat untuk menjadi pebisnis berdaya juang tinggi. Vivid juga selalu mengajak mahasiswanya untuk rajin feeding brain dengan membaca buku, browsing pengetahuan, nonton film, juga jalan-jalan. Untuk mendorong, ia mewajibkan mahasiswanya menjadi anggota di minimal dua perpustakaan. Tiap sesi mengajarnya juga tak pernah membosankan, sebab kerap diisi diskusi di luar ruang, dan berkunjung ke perpustakaan. Antara lain ke Perpustakaan Nasional RI. Jadi, kuliah nggak melulu di ruang kelas.

Foto : Vivid

"Cara berpikir yang cepat, tegas dan tidak mudah menyerah mampu membuat pendengarnya lebih bersemangat, dan menyadarkan bahwa komunikasi itu penuh dengan warna dan tidak hitam putih atau searah. Pengalaman Ibu Vivid yang luar biasa dan seluruh talenta yang dia miliki di bidang komunikasi, terutama dalam marketing, betul-betul terasah. Ia juga memiliki kemauan untuk berbagi pengalaman dan mengajarkan ilmu-ilmunya kepada para mahasiswa," lanjut Ongky.

Foto : Vivid

Hal senada diungkapkan mahasiswa lainnya, Reyna S. Budiyanti. "My first impression of having you as today lecturer was amazing and very impressed. I like the way you talked with full of confidence and energies. I like you were not only teaching, but also shared your knowledge and experiences and gave us the real examples of integrated marketing communications Unfortunately, you were really in hurry so that we don't have much time. Hopefully we can meet again either in class or outside. Many thanks for today, Bu," tulisnya usai kelas.

Foto : Vivid

Program studi Magister Manajemen - Strategic Management KALBIS Institute membekali para lulusannya untuk mampu melakukan perencanaan dan pengelolaan bisnis, melalui penerapan konsep dan strategi yang tepat, serta mampu mengantisipasi perubahan-perubahan di masa mendatang. Foto-foto : kusWondo dan Dok. Vivid