Setelah pada pelatihan hari pertama diberi gambaran umum tentang Event Management (Baca : Pelatihan Sports Management PP-PON Kemenpora), workshop hari kedua menjelaskan lebih rinci tentang cara kerja event organizer, serta memahami konsep MICE. Dipaparkan pula materi berjudul 'The Right Man at The Right Place", tentang bagaimana menempatkan sumber daya manusia sesuai potensinya dalam bagan panitia sebuah event.

Graphic design/digital design specialist, Kuswondo berbagi wawasan

Acara berjudul lengkap "Pelatihan Keterampilan Bagi Pemuda Pembina Olahraga dalam rangka Penguatan Skill Event Organizer" ini diikuti CPNS pelatih asisten deputi Peningkatan Tenaga dan Organisasi Keolahragaan, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, juga pelajar dan pengurus Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia. Mereka berasal dari beragam cabang seperti gulat, kempo, dayung, panjat tebing dan banyak lagi. Sebagian merupakan atlet berprestasi bahkan telah merebut juara dunia.

Mahasiswa UNJ, Aqso, menulis personal statement yang dinilai Vivid oke

Vivid yang berpengalaman belasan tahun memimpin Majalah Aneka Yess! yang dikenal kuat dengan aktivasinya, berbagi banyak pengalaman tentang cara merencanakan kegiatan, mendapatkan sponsor, mengeksekusi event dan mengevaluasinya. Bersama Vivid, pelatihan juga dibawakan oleh Kuswondo, seorang Graphic Design/Digital Design Specialist yang berpengalaman mendesain promotional medium beragam event.
Menjawab pertanyaan Burhan, mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta, Vivid menjelaskan EO yang baik adalah yang tiap divisinya berjalan baik. Semua orang dalam bagan panitia mengerjakan sesuai tugasnya. "Itu standar minimal, bahwa EO disebut profesional jika tiap yang diberi tugas mengerjakan dengan baik. Kemudian disebut jago jika kemudian acaranya bisa terekspos luas di media, juga penonton yang luar biasa banyak," tutur Vivid.

Presentasi ide kegiatan kompetisi martial arts. Kelompok The Fighters pimpinan Nasrul, semua atlet dan pelatih pencak silat

Tak hanya tentang event, namun peserta yang sebagian merupakan CPNS pelatih olahraga pada Asisten Deputi Peningkatan Tenaga Keolahragaan, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora ini juga berdiskusi tentang mental kuat serta daya juang tinggi yang perlu dimiliki atlet. "Bagaimana kalau mental kita sudah kuat, tapi anak didik kita tidak. Apalagi saat tanding di kejuaraan besar, mentalnya semakin down," ungkap Nabil, CPNS pelatih taekwondo.

Kelompok The Rich pimpinan Nabil. Presentasi ide kegiatan Triathlon di Setu Babakan

"Memupuk mental kuat tidak bisa instan. Harus dari awal coaching teknik, sudah bersamaan dengan mental. Kita 'isi' dengan motivasi mengapa kita perlu berprestasi. Perjalanan yang akan mendewasakan mereka, bukan destinasinya," jelas Vivid.

Kelompok Muda Ceria presentasi kegiatan senam bugar ceria

Workshop dari pukul 9 hingga 5 sore hari itu padat dengan beragam sesi. Dari mulai dengan berdiskusi tentang MICE, kemudian 70 peserta dibagi menjadi sebelas kelompok untuk simulasi presentasi ide MICE bidang olahraga, mengupas teknis mengadakan event, hingga melakukan personal SWOT Analysis di materi "The Right Man at The Right Place".

Kelompok Hamba Allah dengan ide festival remaja pencak silat

Di sesi presentasi, peserta diajak mencetuskan ide-ide untuk disusun menjadi rancangan MICE. Seperti Kelompok The Rich yang mengungkapkan ide kegiatan Triathlon di Setu Babakan dengan incentive berupa leisure activities mengenal budaya Betawi.

Kelompok Plontang Planting menuturkan ide fun family tracking

Beberapa peserta berkesempatan bicara di depan mengungkapkan Personal SWOT nya. Seperti Chairul Umam, Sekjend Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia yang merasa strength-nya adalah communication skill, sementara weaknessnya antara lain suka menunda pekerjaan.
Peserta lain, juara dunia pencak silat Yulinar Tikasari Wardah menuturkan strength-nya yaitu selalu meyakini bahwa setiap yang berusaha pasti bisa mendapat hasil. Kelebihan ini ia yakini menjadi kuncinya meraih mimpi memenangkan kejuaraan bergengsi. Weaknessnya antara lain kata kawan-kawannya ia pendendam. Namun kelemahannya ini yang membuatnya mampu berjuang membuktikan pada mantannya, bahwa sungguh rugi mantannya itu sudah memutuskannya begitu saja sebab ia dapat menjadi perempuan hebat dan berprestasi. Pengungkapan Personal SWOT dari beberapa peserta diharapkan dapat memotivasi yang lainnya untuk terus memperbaiki kekurangan diri.
"Banyak bertemu atlet nasional dari berbagai cabang olahraga, banyak juara dunia pula. Wuiih..terasa sekali aura semangat para peserta, respon aktifnya, suasana positif dan kesan daya juang tinggi yang dimiliki oleh semua. Semoga kita bertemu di lain kesempatan ya. Maju terus pemuda-pemudi Indonesia :). Salam olah raga, olah jiwa, olah akal dan tentu olah budinya," tulis Vivid di akun Instagramnya @vividfitriargarini usai pelatihan.

Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga Nasional (PP-PON) konsisten mengembangkan skill para pemuda dan pembina olahraga. Seperti pada Rabu-Kamis, 22-23 Juni 2016, digelar pelatihan event organizing bersama trainer Vivid Fitri Argarini di 'markas' PP-PON Cibubur.


Skill event organizing bukan lagi hanya perlu dimiliki kita yang bekerja di EO atau divisi event and promotion sebuah perusahaan. Siapapun perlu mempelajarinya, sebab aktivasi kini dibutuhkan di banyak bidang. PP-PON yang merupakan bagian dari Deputi Pemberdayaan Pemuda, Kementerian Pemuda dan Olahraga, mengusung "Pelatihan Keterampilan Bagi Pemuda Pembina Olahraga dalam rangka Penguatan Skill Event Organizer".


Ini adalah kali kedua Vivid memberi materi serupa di PP-PON, setelah yang pertama pada Mei lalu. Lebih dari 70 peserta kali ini berusia 16-30 an, sebagian adalah CPNS pelatih asisten deputi Peningkatan Tenaga dan Organisasi Keolahragaan, Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga. Juga para mahasiswa Universitas Negeri Jakarta, pelajar dan pengurus Komunitas Olahraga Tradisional Indonesia. Mereka menekuni beragam cabang olah raga berbeda, seperti gulat, kempo, dayung, panjat tebing dan banyak lagi. Peserta yang CPNS sebagian adalah atlet berprestasi bahkan telah merebut juara dunia.

Hasan, mahasiswa UNJ bertanya bagaimana merencanakan karir yang linear dengan jurusan semasa kuliah

Di hari pertama, Vivid memberi pembuka yakni memotivasi peserta untuk terus mengembangkan diri dan menambah skill. Setiap diri kita adalah master designer untuk masa depan kita sendiri, sehingga kita perlu merencanakan karir kita dengan baik dan tidak melewatkan satu hari pun tanpa kegiatan produktif. "Coba biasakan membuat to do list setiap hari dan berupaya menjalankannya, agar setiap hari kita produktif," tutur Vivid yang sebagai Public Relations Ikatan Alumni dan Keluarga Nedherland juga menyempangati peserta untuk mendapat beasiswa kuliah di luar negeri.

Arini Ayuningtyas, CPNS pelatih renang bertanya seputar beasiswa kuliah di luar negeri

Sekilas tentang Sports Management juga dibahas pada hari pertama, yakni bagaimana kita Planning, Organizing, Actuating and Controlling sebuah event. Vivid menekankan bahwa tiap peserta perlu memahami Sports Marketing. "Dalam Sports Marketing kita perlu menguasai tentang Sponsorships dan Sales. Bagaimana menyelenggarakan kegiatan olahraga yang menarik untuk brand menggelontorkan dana. Sejak awal memaparkan proposal, kita sudah harus menguasai di titik mana saja mereka dapat berpromosi," tutur Vivid membagi pengalamannya sebagai CEO Majalah Aneka Yess! yang kuat dengan aktivasinya.

Bambang Prasetyo cerita sulitnya mencari sponsor untuk mendanai kegiatan olahraga

Pelatihan berlanjut pada Kamis (23/6/2016) dengan mengurai Event Management lebih dalam termasuk membahas MICE, juga bagaimana menempatkan sumber daya manusia untuk panitia event di materi The Right Man at The Right Place.

Film religi yang indah dan menyentuh. Merinding dan terharu menikmati lantunan ayat suci dari pemeran utamanya yang Hafiz Al Quran. - Sundari Mardjuki

Film ini sukses menghadirkan "moment termehek" pribadi yang lama gak pernah terjadi... - Indra Pacique

'Ambil secukupnya dan nikmati yang boleh... jangan sampai dunia menjadikan cacat akhiratmu...' Mbak Vi... filmnya bikin mengharu biru.. - Sunu Prabowo 



Hampir dua pekan film Surga Menanti diputar di bioskop sejak 2 Juni lalu, hari ini masih dapat dinikmati di Jakarta dan enam kota lainnya. Merujuk pada data Badan Perfilman Indonesia, dalam lima hari pertama tayangnya film ini meraih lebih dari 73 ribu penonton (data per 6 Juni 2016) dan masih terus bertambah.


Film perdana bagi motivator pemuda, Vivid Fitri Argarini ini menyelipkan pesan memotivasi agar kita selalu berakhlak baik, memuliakan kedua orang tua dan kuat menghadapi cobaan. Dengan tokoh utama seorang anak berusia 12 tahun, sebagian besar peran di film ini pun anak-anak. Maka tak heran jika para orang tua mengajak anak-anaknya ngabuburit dengan nobar film ini. Santri-santri dari berbagai pesantren pun berombongan menonton.


Saat nobar dengan teman-temannya di Blok M Square akhir pekan lalu, Vivid mendapati kakak-kakak dari YISC Al Azhar mengajak adik-adik dari Rumah Anak Ramah Sejahtera Bendungan Hilir. Film selesai diputar, penonton mulai menuruni tangga hendak meninggalkan teater, nampak anak perempuan berhijab usia sekolah dasar masih menangis sesenggukan di kursi. Terbawa perasaan begitu dalam... karena ia juga ingin menjadi hafidz Qur'an seperti Dafa, tokoh utama film ini.

Terbungkus dalam nuansa religi dengan cerita tentang keluarga Abi, Ummi dan Dafa yang begitu mencintai Al Qur'an, namun sejatinya pesan yang ingin disampaikan film ini universal. Antara lain bahwa kita tak akan dapat meraih sesuatu tanpa berusaha.

Film produksi Khanza Production bekerja sama dengan Yayasan Syekh Ali Jaber ini dibintangi Syakir Daulay, Ummi Pipik, Agus Kuncoro, Della Puspita, dan Vivid sebagai Dokter Fitri. Berikut ini beberapa celotehan teman-teman Vivid tentang film Surga Menanti di media sosial.

Dian Novia Indrianti Mau review sedikit film Surga Menanti yang baru aja ditonton Kamis minggu lalu. Film religi ini sangat bagus untuk ditonton apalagi di Bulan Ramadhan seperti sekarang. Film yang mengajarkan kepada kita tentang betapa luar biasanya kemuliaan anak yang menjadi Hafizh Al-Quran, baik bagi dirinya sendiri maupun untuk kedua orang tuanya. Ada dialog yang membekas setelah menonton film ini: "Janganlah dunia menjadikan cacat agamamu.." Film ini juga diperankan oleh kakak sekaligus mentor saya Mbak Vivid Vivid Fitri Argarini sbg Dokter Fitri. Film Indonesia ini seakan menjadi oase di tengah maraknya film-film lokal lainnya yangg kurang unsur edukasinya..

Nelly Almatsier Film mu apik Jeung Vid, Surga Menanti. Jadi pingin ke Dieng, Muntilan, keren banget view nya

Rino Probowati Film yang sangat religi, sukses buat mbak Vivid Fitri Argarini (peran sebagai bu dokter dalam film "Surga Menanti") sangat mendalami karakter...jadi kebawa suasana pas nonton film ini :-D

Adiba Musawa Congrats! Well done! Proud to be your sista




Sundari Mardjuki Semalam di TIM, menghadiri penayangan film "Surga Menanti" karya sahabat-sahabat saya. Mbak DK Dyah Kalsit sebagai producer dan script writer, dan Mbak Vivid Fitri Argarini sebagai salah satu pemeran. Film religi yang indah dan menyentuh. Merinding dan terharu menikmati lantunan ayat suci dari pemeran utamanya yang Hafiz Al Quran. Akting Agus Kuncoro yang tidak diragukan. Dan sosok Umi Pipik sebagai magnet film ini. Barakallah, film ini syiar yang indah dalam persiapan memasuki bulan Ramadhan.



Reza Ocha Alhamdulillah masih kebagian nonton... bagus vid.. ceritanya bagus, dokter fitri di film juga keren :) two thumbs up ... Sukses yaa...

Prasita Dian Semoga semakin sukses ya Vivid, Film religi yang keren. i'm proud of you.. :)

FOTO : kusWondo

Motivator Pemuda, Vivid Fitri Argarini bersama teman-temannya mengajak Komunitas Camar Tambora ngabuburit dan bukber asyik, dengan nonton film Surga Menanti serta sharing santai memotivasi.

Sesi sharing memotivasi

Jelang sore, Minggu (12/6/2016) sekitar 20 anggota Komunitas Camar berkumpul di Cinema XXI Blok M Square, Jakarta Selatan. Mereka adalah adik-adik usia sekolah dasar hingga SMA dari Tambora, Jakarta Barat. Wah, datang dari lokasi yang cukup jauh, semangat nonton film yang penuh pesan menyentuh. Surga Menanti menampilkan Vivid sebagai Dokter Fitri.

Usai nonton, antusiasme membahas keseruan film mesti ditahan sejenak. Berombongan mereka menuju Masjid ALatief di Pasaraya Blok M Lantai 5 untuk solat Ashar. Di masjid yang baguus, dingiin dan berkarpet merah itu pula mereka solat Maghrib berjamaah. Bukber kemudian berlangsung di Resto Burger King di lantai 1 Pasaraya.

Bersama sesama alumni SD Trisula Pegangsaan angkatan '85 Melati Adidamayanti (paling kiri), yang aktif di Komunitas Camar, dan Krishnanti Andhajani (paling kanan).

Bersama teman-teman Paskibraka DKI Jakarta 1989, Efrit dan Nelly yang mengajak serta buah hati masing-masing untuk nobar

Foto-foto : kusWondo

Teman-teman Jurusan Akuntansi Universitas Mercu Buana Bekasi, mengadakan acara seru untuk memotivasi mahasiswa menjadi pengusaha. Seminar Entrepreneurship dengan pembicara motivator Vivid Fitri Argarini, digelar di aula Kampus D, Rabu (1/6/2016).

Indah Sylviani, mahasiswi jurusan Manajemen, antusias menceritakan usaha toko online sepatunya di Instagram. Ada pula Eva, yang semangat dengan bisnis kateringnya yang juga sudah membuka sebuah kafe. Vivid kemudian mengingatkan pentingnya meningkatkan brand awareness produk kita. "Mempromosikan brand kita di media sosial juga harus kreatif. Jangan sampai malah hanya menuh-menuhin timeline teman dengan info yang itu-itu lagi," katanya.

Indah Sylviani me-requote yang sudah disampaikan Vivid

Usai talkshow, Indah berkomentar, "Menurut aku seru banget.. Materi yang dibawakan Kak Vivid menarik, ringan, dan tidak membosankan. Jadi memancing audiens menjadi antusias." Demikian pula Anadia Puspita, "Menurut saya Mbak Vivid bagus dan dapat membaur ke peserta sehingga kita merasa dekat. Asik dalam membawakan materi, sehingga mudah dimengerti. Kita menjadi termotivasi dan mendapat semangat baru."

Anadia Puspita bertanya cara memiliki mental kuat untuk jadi pengusaha

Arman Ardianto me-requote pemaparan Vivid