Untuk ketiga kali berturut-turut Dr. Vivid F. Argarini kembali menjadi mentor dalam kompetisi tahunan, Diplomat Success Challenge yang digelar Wismilak Diplomat. Sepuluh finalis dengan proposal bisnis terpilih mengikuti karantina di Harris Hotel Surabaya mulai 27 Agustus hingga 6 September 2016.
Vivid memberi kelas Personal Branding di hari pertama karantina, Sabtu (27/8/2016). Finalis yang tersaring dari ribuan proposal yang masuk ini ditempa untuk tak hanya memiliki ide bisnis yang menjanjikan, namun juga menonjol dengan personal brand yang menarik, memiliki attitude yang baik, tidak over confident, serta berdaya juang tinggi.
Kelas sore itu dibuka dengan 'tes' pertama dari Vivid yang mengajak shake hand seluruh peserta. Doktor Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta ini memperhatikan detail cara peserta berjabat tangan. Siapa yang percaya diri, sopan, rendah hati serta menghargai semua orang.
Vivid banyak menjelaskan bahwa pebisnis perlu 'menghadirkan' dirinya dengan kesan percaya diri, kredibel namun juga tidak kepedean. "Karena pede, minder dan over-pede itu sebetulnya beda tipis," tutur Vivid yang mempelajari Komunikasi dan Sosiologi di University of Wisconsin-Whitewater Amerika Serikat ini.
Ditekankannya bahwa kini inovasi beragam produk berkembang begitu pesat dan pasar sangat dinamis. Maka tiap pebisnis tak dapat begitu saja sangat percaya diri dengan produknya. Terus memunculkan personal brand akan mendorong pengusaha dapat membangun relasi, yang perlu diyakini akan selalu bermanfaat untuk perkembangan bisnis.
"Kalau diundang hadir di suatu acara dan dapat undangannya hanya untuk satu orang, biasanya jadi malas datang atau melobi ke panitia untuk bisa ajak kawan. Padahal akan baik datang sendiri lalu berkenalan dengan sebanyak mungkin relasi baru," tutur Vivid.
Finalis diajak melakukan Personal SWOT Analysis untuk mereview strength, weakness, opportunity dan threat atau challenge dalam dirinya. "Saya orang yang senang belajar dengan semangat dan lengkap. Senang mengikuti seminar yang berkaitan dengan visi. Threat untuk saya, pengusaha muda sudah lazim. Itu ancaman dan tantangan," kata Gazan Azka, pengusaha keripik pisang Zanana Chips dari Bandung yang baru berusia 20 tahun ini.
Peserta kemudian dibagi tiga kelompok untuk melakukan fokus group discussion. Vivid mengajak mereka mengeluarkan pemikiran, pendapat dan gagasan tentang dunia usaha dan issue umum yang tengah menjadi pembicaraan. Selain itu, finalis juga diminta menulis essay dan diwawancara satu per satu oleh Vivid.
Kesepuluh finalis adalah Andre Kristantya dari Yogyakarta dengan usaha gitar dan bas, Tio Apridinata dari Bekasi yang memproduksi jam dari bahan kayu, Mughnii Carya asal Surabaya bergerak di pertanian dengan produk bubuk hidup partikel pemecah dan pembangkit tanah.
Kemudian Wayan Lovayana dari Bali dengan produk casing smartphone ukiran kayu, Gisela Eugina dari Jakarta menggagas platform belajar online, Gazan Azka dari Bandung dengan usaha keripik pisang khas Lampung.
Ada pula Rio Rizky dari Yogyakarta dengan ide memproduksi material kostum cosplay buatan Indonesia, Heru Anwari yang seorang atlet sepeda BMX dengan usaha clothing, dr. Stephanie Patrivia yang ingin merintis aplikasi layanan kesehatan, dan Azmi Roqi dari Bandung dengan usaha jasa instalasi hemat listrik.
Vivid menegaskan tiap finalis telah memiliki modal besar untuk memperkuat personal brand melalui usaha yang mereka jalankan. Terlebih dengan terpilih menjadi sepuluh besar kompetisi bergengsi ini ciri unik mereka semakin menonjol. Namun diperlukan loyalitas untuk semakin memperkuat kekhasan mereka.
"Kuatkan dulu personal brand sebagai pengusaha finalis Diplomat Success Challenge. Loyal akan membuat orang-orang mengingat kekhasan kalian. Jadi fokus dulu dengan tidak terburu-buru mengikuti kompetisi lainnya. Selain itu, pengusaha muda Indonesia juga perlu selalu ingat untuk memiliki nasionalisme tinggi," kata Vivid.
Seleksi peserta kompetisi yang rutin digelar sejak 2010 ini dilakukan Wismilak Diplomat bersama Ganesha Entrepreneur Club selaku partner institusi. Tim dari Institut Teknologi Bandung itu juga akan terus menjadi mentor para pemenang saat memulai dan lalu menjalankan usahanya. Finalis memperebutkan hadiah modal usaha total Rp 2 milyar berupa hibah.
Vivid bersama Gazan Azka, finalis asal Bandung pengusaha keripik pisang Zanana Chips |
- 4:35 PM
- 0 Comments