- 4:43 AM
- 0 Comments
Sumber : Okezone.com - Kamis, 29 September 2016
Penulis : Vessy Frizona
SIAPA bilang nyaman dengan posisi dan tugas di kantor saat ini aman untuk karier? Tidak. Ternyata terlalu nyaman bekerja memberi dampak bahaya bagi perkembangan karier.
Hal itu diungkap Motivator Karier, Vivid Fitri Argarini saat dihubungi Okezone, belum lama ini. Ia pun mengatakan bahaya yang pertama yaitu jenuh.
“Karyawan akan jenuh dengan pekerjaannya. Kalau sudah jenuh efeknya tidak konsentrasi, malas mengembangkan diri, dan tidak tidak berkembang juga nantinya,” tutur Vivid.
Akibat kedua adalah tidak berani menerima tantangan baru. Padahal, untuk mengembangkan karier setiap karyawan butuh tantangan untuk mengukur kapasitas yang mereka punya.
“Kalau dibiarkan efeknya akan merasa bekerja seperti terpaksa dan menjadi apa adanya. Itulah sebabnya karyawan harus mencoba mencari cara untuk keluar dari area nyaman, create something new,” tukasnya.
- 8:29 PM
- 0 Comments
Sumber : Okezone.com - Selasa, 27 September 2016
Penulis : Vessy Frizona
TIDAK dapat dipungkiri bahwa bekerja bisa bikin jenuh. Ada banyak hal yang menjadikan karyawan jenuh dalam bekerja. Penyebab jenuh bisa dari faktor luar dan dalam.
Menurut Motivator Karier, Vivid Fitri Argarini, ada tiga sebab yang dapat membuat karyawan jenuh. Ketika dihubungi Okezone, belum lama ini, inilah tiga sebab kejenuhan dalam bekerja versi wanita lulusan University of Wisconsin, Whitewater.
Suasana
Suasana kantor yang kaku bisa membuat karyawan cepat jenuh. Pekerjaan menjadi kian terasa karena tak ada warna yang hidup antar sesama rekan kerja.
Tantangan
Setiap orang perlu 'pecutan' untuk membuat hidup terasa berbeda. Jika di kantor tak ada tantangan baru, karyawan akan menjadi cepat bosan.
Pekerjaan
Tidak semua pekerjaan asyik, ada pekerjaan yang memang membosankan. Biasanya karyawan cepat bosan karena tidak bekerja sesuai passion-nya. Jadi tugas-tugas itulah yang membuah karyawan bosan.
- 7:20 PM
- 0 Comments
Sumber : Okezone.com - Kamis, 29 September 2016
Penulis : Vessy Frizona
BEKERJA dari Senin-Jumat dan dari pagi hingga petang, sangat mungkin membuat karyawan jenuh. Tapi apakah resign adalah solusi satu-satunya?
Motivator Karier, Vivid Fitri Argarini menjawab, tidak. Karena jika seorang karyawan keluar dari pekerjaan kemudian pindah ke perusahaan lain dengan alasan jenuh maka mereka tiba dengan membawa penyakit.
“Kalau kita move-on dari tempat A ke tempat B, sebaiknya dengan hati senang, bukan karena keputusasaan,” ungkap Vivid kepada Okezone, belum lama ini.
Sebab, sambung wanita lulusan University of Wisconsin, Whitewater Amerika Serikat ini, jika seseorang dengan membawa suasana hati negatif, belum tentu dia akan mendapat hal yang lebih baik. “Mungkin tujuannya ingin menambal, iya kalau dapat, kalau tidak yang ada jamin bisa stres. Akhirnya nanti menyalahkan diri sendiri,” jelasnya.
- 7:10 PM
- 0 Comments
Sumber : Okezone.com - Selasa, 27 September 2016
Penulis : Vessy Frizona
SUDAH berapa lama Anda bekerja? Apakah sudah mengalami kejenuhan? Apakah jenuh pertanda karyawan sudah tak betah lagi bekerja?
Motivator Karier, Vivid Fitri Argarini berpendapat bahwa jenuh adalah hal biasa yang dialami karyawan dengan pekerjaannya sehari-hari. “Jenuh itu penyebabnya klasik. Karena karyawan mengerjakan rutinitas yang itu-itu saja. Setiap hari dari pukul 9-5 berkutat dengan pekerjaan sama selama bertahun-tahun,” ungkap Vivid saat dihubungi Okezone, belum lama ini.
Secara normal itu dapat dipahami. Apalagi, lanjutnya menjelaskan, jika emosi yang dimainkan dari pekerjaan berada posisi yang tingkat yang sama.
“Karena, karyawan butuh 'pecutan' dan sesuatu yang baru. Tidak hanya karyawan, setiap manusia yang hidup butuh itu. Karyawan butuh trigger untuk mendapat penyegaran dari rutinitasnya,” tutur wanita yang meraih gelar master dari University of Wisconsin, Whitewater jurusan Komunikasi ini.
- 7:01 PM
- 0 Comments
Guru dan karyawan dalam Yayasan Sekolah Persit Koordinator Korem 043 Cabang II Sriwijaya selalu bersemangat tinggi meningkatkan kemampuan. Konselor Pendidikan Dr. Vivid F. Argarini hadir di Balai Keratun, Bandar Lampung, Minggu (23/10/2016) untuk memotivasi dan berbagi pengalaman.
Di lantai tiga Kantor Gubernur Lampung itu, hampir 300 guru dan karyawan berkumpul sejak pagi. Mereka berasal dari berbagai sekolah di kota Bandar Lampung dan kabupaten sekitarnya, yang tergabung dalam yayasan yang dipimpin Ketua Persit KCK Korem 043/Gatam, Ibu Yuyus Supriyatna.
Hari itu Ibu Yuyus menyiapkan acara khusus, yakni Kelas Inspirasi dan Motivasi Guru dan Karyawan dengan tema "Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Tenaga Pendidik yang Berkarakter dan Berkepribadian". Istri dari Danrem 043/GATAM, Kolonel Kav. Supriyatna, S.IP. M.M ini ingin guru dan karyawan sekolah dalam yayasan yang dipimpinnya terus maju dan meningkatkan kualitas diri.
Ketua Persit KCK Korem 043/Gatam, Ibu Yuyus Supriyatna |
"Sincerity is the basic of all things". So thrilled and very anxious having more than 300 new friends; teachers, schools' principals, schools' staff in Lampung, 23 Oct 2016. "Have we, as teachers, possess the important principle of teaching?" tulis Vivid di akun Instagramnya, @vividfitriargarini.
Vivid yang merupakan Doktor Manajemen Pendidikan dihadirkan sebagai pembicara tunggal. Lulusan University of Wisconsin Amerika Serikat dan Universitas Negeri Jakarta ini, mendorong peserta untuk melatih diri menjadi lebih profesional, berintegritas serta tulus. Ia menekankan pentingnya menjadi sosok yang menyenangkan dan cinta pada pekerjaan. Mencintai pekerjaan sebagai guru serta staf di sekolah, ditambah semangat untuk terus meng-upgrade diri, pasti akan membuat hari-hari berkarya menjadi menyenangkan.
Vivid F. Argarini bersama Ibu Yuyus Supriyatna dan Ibu Ernita. Ketiganya adalah alumni SMA 4 Jakarta
|
Peserta yang merupakan guru dan karyawan TK hingga SMP ini, sehari-hari tentunya menghadapi generasi Z yang 'dibesarkan' oleh teknologi dan media sosial. Maka berbeda dari zaman dulu, guru tak dapat lagi hanya mengajar satu arah. "Anak-anak sudah menguasai YouTubing, Googling, Vlog dan banyak lagi. Maka kita perlu menjadi fasilitator mereka," imbuhnya.
Para guru pun sempat mengungkapkan beragam problem di sekolah. Antara lain Ibu Suci yang menghadapi murid yang melakukan hal lain yang dinilai konyol, saat guru menerangkan. Ada pula Ibu Ema yang sebagai guru sekaligus orang tua, merasa anaknya mendapat PR berlebihan. Pak Dwiki mengungkapkan guru perlu mendapat motivasi yakni tidak terlena dengan keseruan di media sosial.
Vivid menekankan, dari ketulusan dan integritas, pendidik akan belajar menghadapi beragam karakter anak. "Menghadapi murid yang asyik sendiri saat kita mengajar, sebaiknya tidak langsung kita tegur keras selama ia tidak mengganggu. Kita perlu pahami dulu apa keasyikannya itu. Ada tipe anak yang tangannya tidak bisa diam. Misalnya sambil mendengarkan guru, sambil menggambar. Menegur keras ketika anak sedang berkreasi akan mengakibatkan jutaan neuron dalam otaknya berhenti berkembang," tutur Vivid yang aktif di komunitas Neuronesia.
Ibu Suci Meina Sari, guru SMP Kartika II Bandar Lampung mengatakan, mengikuti acara ini membuat guru-guru semakin semangat. "Ibu Vivid memotivasi kami tentang bagaimana cara mendidik anak, juga bagaimana mengetahui sifat-sifat anak," katanya. Bapak Aryono, Staf Kelembagaan Yayasan Kartika berkomentar, "Banyak masukan yang perlu diimplementasikan para guru, yang nantinya juga untuk murid, agar dunia pendidikan semakin maju"
Guru sekaligus Kepala Sekolah TK Yayasan Kartika Jaya Bandar Lampung, Fenty Lolita mengatakan, sebagai pendidik yang menghadapi beragam tingkah laku anak, harus tahu bagaimana cara memotivasi anak. "Kita telah dipercaya orang tua murid, yang tentu ingin menyekolahkan anak di sekolah yang bagus. Sebagai guru harus selalu semangat. Terima kasih Ibu Vivid sudah memberi materi dan semangat," tutur Ibu Fenty.
- 9:23 AM
- 0 Comments
Ratu Shima, pemimpin Kerajaan Kalingga di Jawa Tengah, sangat disegani rakyatnya bahkan tersohor hingga kerajaan tetangga. Ia dikenal tegas menegakkan keadilan dan kebenaran tanpa pandang bulu. Termasuk ketika putranya sendiri yang terbukti bersalah.
Dr. Titi menuturkan betapa perempuan Jawa di masa lampau sudah giat berkarya, bukan hanya mengurus rumah tangga. Terbukti dari berbagai relief, banyak wanita digambarkan berdagang. Di kerajaan kuno, perempuan juga telah memimpin. Bahkan memegang tahta hingga 40 tahun, yang menunjukkan bahwa wanita juga sangat dapat diandalkan.
Sutradarai drama tari Ratu Shima, Putut Budi Santosa, dan Dr. Sri Respatini Kusumastuti |
Vivid yang seorang Doktor Manajemen Pendidikan menyoroti bahwa mengeksplorasi icon seperti Ratu Shima, bagi anak muda tak cukup selesai pada satu acara. Perlu menjadi program yang berkelanjutan. "Tidak hanya bangga dan me-review dari leluhur, tapi setelah itu mau apa? Karena kita adalah ambassador bagi diri sendiri. Kita perlu paham apa lagi yang dapat kita latih dan giatkan," kata Vivid yang pernah tampil menari Jawa klasik gaya Yogyakarta di Amerika Serikat.
Ibu Nuniek H. Musawa (tengah), ibunda Dr. Vivid F. Argarini, pengusaha yang pada era 1970-an aktif menari Jawa klasik gaya Yogyakarta di Taman Ismail Marzuki |
Acara ini menjadi rangkaian Festival Museum yang tengah diselenggarakan di Museum Tekstil, Museum Seni Rupa dan Keramik, serta Museum Wayang. Selama 15-30 Oktober 2016, di Museum Tekstil digelar Pameran Pertunjukan SHiMA Kalingga, menyajikan batik Kalingga karya Lucky Widjayanti, aksesories SHiMA Kalingga karya Manjusha Nusantara, juga foto pementasan drama tari SHiMA Kalingga koreografer Putut Budi Santosa.
Interaktif. Mbak Terry dari Majalah Femina |
- 8:22 AM
- 0 Comments
Dr. Vivid Fitri Argarini akan menjadi narasumber dalam diskusi budaya di Museum Tekstil Jakarta, Kamis, 20 Oktober 2016. Bincang-bincang yang digelar Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama CHIVA Production ini bertema "SHiMA sebagai Icon Pemimpin Perempuan yang Sukses di Masa-nya".
Motivator Pemuda ini akan menjadi pembicara bersama ahli arkeologi dan epigrafi Pusat Arkeologi Nasional, Dr. Titi Surti Nastiti, serta penata tari dan dosen Institut Kesenian Jakarta, Dr. Respatini Kusumastuti, dimoderatori Vera Damayanti.
Selama 15-30 Oktober mendatang, di Museum Tekstil juga digelar Pameran Pertunjukan SHiMA Kalingga, menyajikan batik Kalingga karya Lucky Widjayanti, aksesories SHiMA Kalingga karya Manjusha Nusantara, juga foto pementasan drama tari SHiMA Kalingga koreografer Putut Budi Santosa.
Sanggar tari CHIVA dibentuk Putut Budi Santosa pada 2003 dengan arahan para tokoh seni, antara lain ayah kandung Vivid, S. Kardjono (Alm) yang merupakan maestro tari Jawa klasik gaya Yogyakarta. CHIVA juga diarahkan Farida Utoyo, dan I Wayan Diya (alm), yang merupakan Dosen IKJ dan tokoh seni.
Hingga kini CHIVA menyelenggarakan kelas tari Jawa, Modern Dance dan tari Nusantara. Pada 2014 telah sukses dengan pertunjukan "SHiMA, Kembalinya Sang Legenda". Sejak itu program "SHiMA Kalingga" terus konsisten dilanjutkan bersama JAPA School of Art dan Yayasan LinggaYoni Nusantara.
Ratu SHiMA merupakan icon pemimpin perempuan dari legenda Kerajaan Kalingga di Jawa Tengah. Kisahnya, dikutip dari situs CHIVA Production, pada sekitar abad ke-6 Masehi Ratu Shima dikenal dengan peraturan barang siapa mencuri, akan dipotong tangannya. Prinsip keadilan diterapkan dengan keras tanpa pandang bulu. Maka rakyatnya sangat menjunjung tinggi kejujuran.
Hingga suatu saat, putra mahkota menyentuh uang emas yang bukan miliknya. Kantung emas yang sengaja ditaruh di jalan dekat pasar, sampai tiga tahun tak dicuri rakyat Kalingga. Ratu SHiMA konsekuen menegakkan peraturan, memotong kaki anaknya sendiri.
Yuk, ikuti bincang-bincang tentang tokoh pemimpin perempuan di Museum Tekstil, Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta besok jam 10 pagi. Cukup dengan membayar tiket masuk museum.
- 6:29 PM
- 0 Comments
IIEP-UNESCO Study Visit Australia yang diikuti Konselor Pendidikan, Dr. Vivid F. Argarini berakhir pada Jumat (14/10/2016) di Sydney. Sehari sebelumnya, hari keempat, delegasi dari delapan negara mengunjungi Canberra untuk ke kantor Federal Department of Education and Training (DoET), dan Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Government of Australia.
"Study Visit on Open School Data" ini diselenggarakan oleh ACARA dan IIEP-UNESCO, mengundang perwakilan negara-negara Asia-Pasifik. Dari Indonesia, Vivid hadir bersama tiga perwakilan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Ibu Sudarwati, Bapak Eru Achmad Sutaman dan Bapak Aryo Nur Cahyadi, serta Ibu Nisa Felicia dari Researcher Center for the Study of Education and Policy.
Kamis pagi itu (13/10/2016) di kantor DoET, peserta mengikuti pemaparan tentang bagaimana transparansi dan akuntabilitas diterapkan dalam pendidikan di Australia. "Such a meaningful morning session. Enjoying every second of this first half of the day," tulis Vivid di akun Instagramnya, @vividfitriargarini.
Dijelaskan pula tentang Program Penilaian Nasional – Melek Huruf dan Melek Angka (National Assessment Program – Literacy and Numeracy/NAPLAN) dan berbagai pengukuran lain yakni Programme for International Student Assessment (PISA), Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) dan International Mathematics and Science Study (TIMSS). Peserta juga mengikuti presentasi bertema UNESCO 'Education 2030'.
Setelah makan siang, Vivid dan delegasi lainnya meluncur ke kantor DFAT di kawasan London Circuit, Civic. Di sini Ms. Muriel Poisson dari IIEP-UNESCO banyak bercerita kepada para delegasi dan juga pihak DFAT, tentang peran IIEP dan pelayanannya di kawasan Asia-Pasifik.
"Delegates from 8 countries led by our charming, kind and very helpful leaders, Ms Muriel and Ms Katja from IIEP - Unesco. We continued the discussion in Department of Foreign Affairs and Trade. Seemed to me that the time flew very fast and I did not want to end, because there are a lot to share and ask among us. Such a very dynamic group with vivid conversation," cerita Vivid yang dalam Study Visit ini mewakili Sekolah Menengah Garuda Cendekia Jakarta sebagai orang tua murid.
Hari terakhir, Jumat (14/10/2016) rombongan sudah kembali berada di Sydney mengikuti breakout session bersama Ms. Muriel Poisson dan Ms. Katja Hinz dari IIEP-UNESCO. Berdiskusi dengan mengacu pada riset IIEP terkait penggunaan open education data untuk memperbaiki transparansi dan akuntabilitas dalam pendidikan.
Study Visit selama lima hari ini diakhiri dengan feedback session. Tiap delegasi bekerja berkelompok untuk menyusun feedback yang akan disampaikan pada sesi evaluasi dan penutupan yang dipimpin oleh tim dari ACARA. Sebelum betul-betul berpisah, peserta diajak boat tour of the city of Sydney, berangkat dari Circular Quay.
- 7:36 AM
- 0 Comments
Delegasi Indonesia dari Kemendikbud. Bapak Eru Achmad Sutaman, Ibu Sudarwati dan Bapak Ario Nur Cahyadi |
Konselor Pendidikan, Dr. Vivid F. Argarini menjadi satu dari lima delegasi Indonesia, pada perhelatan yang diadakan oleh ACARA dan IIEP-UNESCO selama 10-14 Oktober 2016 ini. Doktor Manajemen Pendidikan ini mewakili Garuda Cendekia High School Jakarta.
Di kantor Department of Education and Training, peserta mengikuti diskusi tentang pengalaman Australia perihal transparansi dan akuntabilitas dalam pendidikan. Ada pula pemaparan tentang Program Penilaian Nasional – Melek Huruf dan Melek Angka (National Assessment Program – Literacy and Numeracy/NAPLAN), UNESCO 'Education 2030'.
Jelang sore di kantor Department of Foreign Affairs and Trade, peserta menyimak presentasi dari IIEP tentang perannya di Asia-Pasifik, juga pertemuan dengan DFAT seksi edukasi. Sorenya, seluruh delegasi kembali ke Sydney untuk mempersiapkan feedback session pada hari terakhir program ini, Jumat, 14 Oktober 2016.
Foto-foto : Bapak Ario, Bapak Eru dan penulis
- 7:24 AM
- 0 Comments