Syukur dan bahagia ini tak terbilang
Semoga ada usiaku panjang
Kupang...
Kembali ku akan datang
Begitu petikan awal cerita motivator Dr. Vivid F. Argarini di akun Facebook-nya (26/4/2018) lalu. Dosen pascasarjana, trainer, serta public speaker ini mengunjungi ibukota Nusa Tenggara Timur pada Senin-Rabu (23-25/4/2018). Buatnya yang baru pertama kali ke Kupang, trip kali ini amat mengesankan.
18.00 WITA
Keliling Kota Naik Motor
Dr. Vivid tiba di Bandara El Tari siang hari pukul 14.00, setelah turun dari penerbangan Sriwijaya Air selama sekitar 3 jam 30 menit. Sebelumnya, pesawat sempat transit di Surabaya namun bagi penumpang Jakarta-Kupang tidak perlu turun sebab masih menggunakan pesawat yang sama. Waktu menunggunya hanya kisaran 20 menit. Dalam perjalanan Jakarta-Surabaya disediakan roti dan air mineral. Kemudian saat terbang Surabaya-Kupang, baru dibagikan makan berat.
Dijemput oleh mobil fasilitas hotel, kami tiba di Hotel On The Rock, Jalan Raya Timor, Kelapa Lima, hanya dalam 20 menit saja. Sesampainya di kamar, menyempatkan untuk tidur sejenak menggantikan jam istirahat yang berkurang semalam karena harus berangkat Subuh ke Bandara Soekarno-Hatta. Pukul 18.00 WITA, mulailah kami keluar hotel untuk menjelajah kota.
"Dapat rezeki diajak keliling Kupang naik motor oleh dua adik, Rahman dan Dewa. Di malam pertama itu, saat kami tengah menyusuri pantai dan sempat bingung mau ke downtown bagaimana, sementara belum berani naik bemo (sebutan angkot di Kupang) yang seperti diskotek berjalan, lengkap dengan lampu warna-warni dan musik 'ajep-ajep', kami menepi ke sebuah warung.
Rupanya warung ini, yang baru kami ketahui di ujung cerita, adalah milik keluarga mereka (Rahman dan Dewa). Ya keluarga... karena malam itu, kami seperti 'dikeroyok', semua menawarkan bantuan untuk mengantar kami ke pusat kota. Ada yang bergegas mengupayakan motor, ada yang mencari helm, ada yang wawancara, mau diantar ke mana saja? Makan? Lihat-lihat? Cari sesuatu? Dll. Baik-baik bangeeet... Terima kasih Ya Allah," cerita Vivid di akun Facebooknya.
ART SHOP TIMUR AGUNG
Dengan membonceng sepeda motor, kami diantar menyusuri jalan-jalan kota Kupang yang lengang. Saat melewati Jalan Sumba, kami berhenti di Art Shop Timur Agung. Lokasinya tergolong sepi, tidak dilalui bemo, dan di sepanjang jalan pun bukan area pertokoan. Tokonya sendiri cukup luas dengan bangunan sederhana, namun di etalase-etalasenya penuh kain-kain tenunan dari berbagai daerah seperti Sumba, Pulau Rote, dan lainnya. Mau yang berupa scarf panjang, pendek, kain untuk pakaian, ada semua. Topi khas Pulau Rote yang berbentuk seperti alat musik Sasando juga ada di sini.
20.00 WITA
Di Art Shop Timor Agung |
BAKAR IKAN SEGAR DI KAMPUNG SOLOR
Setelah puas belanja di art shop, sepeda motor melaju membawa kami ke Kampung Solor untuk makan ikan bakar segar. Di sebuah jalan yang cukup lebar di antara bangunan-bangunan tua, terdapat warung-warung kaki lima. Dikenal dengan Pasar Malam Kampung Solor.
Warung ikan bakar segar di Kampung Solor |
Di warung yang kami pilih, seorang ibu berkerudung yang fasih berbahasa Jawa menawarkan pilihan ikan. Kami pilih satu yang disebut Ikan Kue. Ukurannya cukup besar untuk dimakan empat orang. Sambil santap bersama, Rahman dan Dewa bercerita bahwa Bapak dan Mamak mereka bukan orang asli NTT, melainkan pendatang dari Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Di Kupang, mata pencaharian keluarga mereka adalah nelayan. "Kalau lagi musim, ikan segar di sini satu ember harganya murah sekali," cerita mereka.
21.00 WITA
TAMAN NOSTALGIA
Puas makan ikan bakar segar dengan harga super murah, sepeda motor melaju ke arah pusat kota. Rahman dan Dewa ingin menunjukkan kami Taman Nostalgia. Sebuah taman kota yang sangat luas, yang menjadi lokasi ditempatkannya Gong Perdamaian. Gong ini sebagai simbol toleransi antar umat beragama di kota ini.
Gong Perdamaian di Taman Nostalgia, Kupang |
Sayangnya, kami tiba terlalu malam sehingga pagar menuju area gong sudah ditutup. Cukup puaslah kami dengan berfoto-foto di depan gong dari luar pembatasanya. Sedangkan di area taman masih cukup ramai sekelompok anak muda duduk-duduk menikmati suasana malam. Saatnya kembali ke hotel dan beristirahat.
05.00 WITA
SUNRISE PANTAI KELAPA DUA DARI HOTEL ON THE ROCK
Jendela kamar Hotel On The Rock, Kupang |
Bangun pagi, sempatkan buka jendela jika mendapat kamar dengan posisi beach view. Menikmati sunrise yang indah cukup dari jendela kamar. Pagi itu juga menjadi waktu ideal untuk mengamati kerennya hotel. Dari depan, bangunannya seperti istana tiga lantai bercat putih dengan jendela kotak-kotak menawan. Nah, di balik bangunan itu terbentang pantai indah yaitu Pantai Kelapa Dua.
Window view Hotel On The Rock, Kupang |
07.00 WITA
BREAKFAST BY THE BEACH
Tidak perlu khawatir jika tidak mendapat kamar dengan beach view di hotel ini. Karena pemandangan pantai yang indah juga dapat kita nikmati sepuasnya dari kafetaria hotel yang terletak di lantai satu, sambil menikmati sarapan pagi. Antara pantai dan bangunan hotel dibatasi dengan trotoar dan jalan yang cukup lebar untuk untuk mobil berlalu lalang. Jalanan masih sepi pagi itu, dan di trotoar terlihat orang-orang jogging atau sekadar jalan santai menikmati pemandangan dan sejuknya udara pantai.
10.00 WITA
Indahnya lautan dan pulau-pulau kecil di kejauhan |
10.00 WITA
MENGAJAR PUBLIC SPEAKING
Kunjungan Dr. Vivid ke Kupang kali ini adalah atas undangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Direktorat Pendidikan Keluarga. Selasa pagi itu, Dr. Vivid diminta memberi pelatihan Public Speaking untuk para fasilitator, yang akan bertugas memberi penyuluhan-penyuluhan untuk menurunkan angka stunting (gagal tumbuh/kerdil) pada balita.
Peserta tak hanya dari NTT, tapi juga dari Provinsi NTB, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara dan Maluku. Mereka dikumpulkan dan menginap di Hotel On The Rock untuk pelatihan selama beberapa hari.
14.00 WITA
LASIANA BEACH
Usai mengajar, saatnya kembali jalan-jalan! Dr. Vivid dijemput Ibu Pendeta Wasty, kawan baik yang memang tinggal di kota ini. Putri dari Ibu Wasty, bernama Rode Ayu, adalah kawan Dr. Vivid yang seorang pegiat pariwisata, dosen, tour leader yang berdomisili di Jakarta.
Destinasi pertama yang dipilih Ibu Wasty adalah Pantai Lasiana. Hanya sekitar 20 menit berkendara mobil dari Hotel On The Rock ke arah timur laut menyusuri Jalan Timor Raya menuju Jalan Timor Timur, kami sudah sampai di pantai yang siang itu, sangat sepi. Pengunjungnya hanya kami saja, dan dua pria turis asing. Ibu Wasty bercerita, lokasi-lokasi wisata di Kupang hanya ramai saat akhir pekan saja.
Cuaca cukup panas siang itu. Setelah berfoto-foto di depan tulisan besar "I Love Lasiana" dan dengan latar pantai, kami duduk di warung yang menjual kelapa muda dan jagung pulut bakar. Berbeda dengan jagung manis biasa yang berwarna kuning, jagung pulut ini berwarna cenderung putih.
Jagung pulut |
Yang juga khas di sini adalah pisang bakar. Ibu Wasty bercerita, pisang bakar disajikan dengan gula sabu yang berasal dari Kabupaten Sabu di NTT. Seperti gula merah tapi tidak terlalu manis.
15.00 WITA
KANTOR GUBERNUR
Di depan kantor Gubernur Nusa Tenggara Timur |
Puas menyantap kelapa muda dan snack Lasiana, mobil mengarah ke pusat kota dan Ibu Wasty mengajak kami ke Kantor Gubernur NTT. Konstruksinya yang mirip alat musik Sasando menjadikan gedung ini unik untuk berfoto. Lokasinya tak jauh dari Taman Nostalgia yang kami kunjungi semalam.
15.30 WITA
TOKO TENUNAN CINTA KASIH
Destinasi selanjutnya adalah toko souvenir. Ibu Wasty membawa kami ke Jalan Srikaya Naikoten, tempat di mana ada toko tenunan Cinta Kasih. Rasanya tak sampai sepuluh menit dari kantor Gubernur di Jalan El Tari tadi.
Di Toko Tenun Cinta Kasih, Kupang |
Tokonya jauh lebih kecil dari Timor Agung namun lokasinya sangat ramai, dilewati bemo-bemo. Di sepanjang jalan banyak pertokoan, juga tak jauh dari Hotel Sylvia yang ada dua bersebelahan yaitu Sylvia dan Sylvia Premium.
16.30 WITA
PUSAT OLEH-OLEH IBU SOEKIRAN
Belanja kain sudah, belum lengkap tanpa belanja makanan. Toko di Jalan Moh. Hatta ini menjual abon dan dendeng yang dibuat sendiri oleh sang pemilik toko. Ada abon daging sapi dan juga ikan. Semuanya fresh dan bahkan jika datang pagi hari, bisa melihat langsung proses pembuatannya. Mantap!
17.00 WITA
PANTAI OESAPA
Sudah menjelang petang, tapi Pantai Oesapa sangat sayang dilewatkan. Begitu sampai kami langsung dibuat terkesima oleh deretan Pohon Lontar yang sangat tinggi.
Berbeda dengan saat kami ke Lasiana siang tadi, Oesapa cukup ramai sore itu. Banyak yang berfoto dengan latar tulisan "Pantai Warna Oesapa". Sejenak mengantri bergantian foto, sudah masuk waktu sunset! Subhanallah! Indah sekali matahari dengan pendaran cahayanya yang begitu orange seolah tenggelam ke dalam laut.
Puas city tour Kupang sore itu, kami kembali ke hotel pukul 18.00 WITA untuk makan malam dan menginap semalam lagi, sebelum kembali ke Jakarta esok paginya.
"Senangnya diberi kesempatan olehNya, bekerja dan berjalan-jalan, menikmati indahnya Indonesia, menikmati menjalin silaturahmi dengan sahabat di Kupang juga bertemu teman-teman baru dari Timur Indonesia," tulis Vivid.
- 5:20 AM
- 1 Comments