Public Speaking Workshop Mental Health Fest 2018
6:58 AM
"Bagaimana cara public speaking yang baik saat kita terlanjur memiliki aksen tertentu, seperti saya yang orang Banyumas?" tanya Fredy, peserta workshop Speaking in Peace, yang seorang dokter.
"Saya ingin bisa kuliah di luar negeri, yaitu di Inggris," kata Syifa, salah seorang peserta, ketika diminta bicara di depan mengungkap apa yang dibayangkannya tentang kehidupan lima tahun mendatang.
Pelatihan Speaking in Peace diselenggarakan Sehat Mental Indonesia di Sanggar Prathivi, Sabtu siang (29/09/2018). Dr. Vivid F. Argarini menjadi trainer pada workshop yang diikuti puluhan peserta dari komunitas SehatMental.id serta kalangan umum ini.
Berbicara di depan umum dengan tenang memang tidak mudah. Apalagi, kalau kita sering diserang rasa gugup yang berlebihan. Nah, Kak Vivid yang seorang Dosen Pascasarjana, Praktisi Media dan Komunikasi, serta Motivator Pemuda, membagi kiat-kiatnya agar kita dapat speaking in peace. "Kalau kalian lihat video perkenalan saya di awal tadi, terlihat saya menjadi narasumber di berbagai acara, itu juga bukan tanpa rasa gugup lho," ujar Kak Vivid mengawali pelatihan.
"Begitu pula para presenter hebat seperti Irfan Hakim, Indra Bekti, Ivan Gunawan, dulu saat mereka masih memulai menjadi MC, tiap mau tampil mereka mempersiapkan diri dulu di belakang panggung untuk mengatasi nervous," tutur Kak Vivid yang berpengalaman memimpin Aneka Yess!, majalah dan youth center tempat ketiga nama terkenal itu mengawali karir sebagai model dan mengasah kemampuan menjadi pembawa acara.
Berbagai tips dijelaskan Kak Vivid, dimulai dari apa saja yang perlu dilatih seperti volume, intonasi, tempo, juga gerak tubuh. Peserta didorong mencoba langsung bicara di depan kelas ini, setelah diajak memejamkan mata beberapa menit untuk membayangkan akan jadi apa mereka beberapa tahun dari sekarang. Oja, salah seorang peserta, mengaku sempat tertidur beberapa saat saking tenangnya suasana, tapi kemudian antusias ke depan kelas mengungkapkan apa yang dipikirkan untuk sekaligus berlatih public speaking.
Lain lagi cerita Vira, yang bertanya tentang bagaimana saat kita harus bicara di depan dosen penguji yang hebat-hebat, apalagi mereka sudah bergelar doktor ataupun profesor. Kak Vivid menjelaskan, bahwa percaya diri menjadi kunci. "Dosen sudah tidak lagi menguji skripsi atau karya kita, karena itu sudah hasil bimbingan dosen juga. Yang mereka uji, adalah bagaimana kita percaya diri mempresentasikannya," pesan Kak Vivid yang sekaligus mengoreksi cara peserta ber-public speaking saat mereka bertanya.
Workshop ini merupakan satu dari rangkaian pre-event Mental Health Festival 2018, yang puncaknya akan diselenggarakan pada Minggu, 13 Oktober mendatang di Kuningan City Jakarta.
0 comments